Deploy and Release

Ini konsep yang sering bikin bingung karena orang kadang nyampurin deploy sama release. Padahal, di praktik modern DevOps, keduanya harus dipisah supaya proses lebih aman, fleksibel, dan minim risiko. Yuk kita bedah lengkap:

---

📌 1. Bedanya Deploy & Release

• Deploy = proses meletakkan kode baru (binary, container image, service, dll) ke environment (staging/prod). 👉 Deployment tidak otomatis berarti user bisa pakai fitur baru.

• Release = proses mengaktifkan fitur yang sudah ada di environment untuk user. 👉 Bisa dilakukan setelah deploy, tanpa redeploy.

Contoh:

• Kita sudah deploy kode fitur "Dark Mode" ke production minggu lalu.

• Tapi fitur itu belum kelihatan karena masih ditutup dengan feature flag.

• Hari ini, kita "release" dengan menyalakan flag untuk 10% user dulu.

---

📌 2. Kenapa Harus Dipisah?

1. Mengurangi risiko – kode bisa aman di-deploy tanpa langsung dipakai user.

2. Cepat rollback – kalau ada masalah, tinggal matiin flag release tanpa rollback deployment.

3. Eksperimen & gradual rollout – bisa nyalain fitur untuk sebagian user (canary, A/B testing).

4. Lebih fleksibel – tim DevOps fokus di deploy, tim Product/Business bisa atur release.

---

📌 3. Cara Memisahkan Deploy & Release

Ada beberapa teknik best practice:

a. Feature Flags (Feature Toggles)

• Kode fitur baru dibungkus flag:

  if featureFlag.IsEnabled("dark_mode") {
      renderDarkModeUI()
  } else {
      renderDefaultUI()
  }

• Deploy boleh kapan saja, tapi release tinggal toggle di config (misalnya via LaunchDarkly, Unleash, atau internal service).

b. Blue-Green Deployment

• Dua environment: Blue (aktif) & Green (idle).

• Deploy ke Green → test → switch traffic ke Green (ini bagian release).

c. Canary Release

• Deploy versi baru ke sebagian kecil server / user.

• Release bertahap → kalau stabil, perbesar persentase → akhirnya 100%.

d. Progressive Delivery

• Kombinasi canary + feature flags + observability.

• Misalnya: fitur cuma aktif di region tertentu, device tertentu, atau user beta tester.

---

📌 4. Workflow Ideal (Contoh)

1. CI/CD Pipeline:

   • Build & test kode.

   • Deploy otomatis ke production (tapi fitur default off).

2. Release Control:

   • Product Manager atur fitur via dashboard flag.

   • Misalnya: aktifkan untuk 5% user.

3. Monitoring & Observability:

   • Pantau metrics (error rate, latency, conversion).

   • Kalau ada anomali → rollback release (matikan flag), deployment tetap aman.

---

📌 5. Tools Pendukung

• Feature Flag: LaunchDarkly, Unleash, Flipt, atau buatan sendiri.

• Deployment: ArgoCD, Spinnaker, GitOps, Helm, Kubernetes.

• Release Strategy: Argo Rollouts (canary/blue-green), Flagger.

---

📌 6. Analogi Sederhana

• Deploy = naro barang baru di gudang.

• Release = ngebuka pintu gudang & mulai jualan barang ke pelanggan. Kalau barang jelek? Tinggal tutup pintu (matikan release), nggak perlu mindahin barang lagi (rollback deployment).

---

👉 Jadi best practice modern:

• Deploy sering, otomatis, aman → Continuous Deployment.

• Release terkontrol, bertahap, fleksibel → Feature Flags + Progressive Delivery.